Tinggal Hitungan Hari, Jam, Menit, Mungkin ada juga yang menghitung dengan Detik Ya, begitu kira-kira dalam hitungan waktu pen"Contrengan segera dimulai", Model kartunya seperti apa, Kertas yang mau kita contreng seperti apa, dan seabreg pertanyaan masih menggantung di benak banyak orang/masyarakat Indonesia dalam menyongsong PEMILU kali ini, yang sudah dikenal dari JADUL "Jaman Dulu" sebagai PEMILU yang "LUBER", luber alias, Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jadi bukan Luber karena Tumpah. Tapi emang sih pada saat menjelang kampanye, saat kampanye dan menjelang pen"CONTRENGAN' banyak juga yang mengartikan LUBER, menjadi benar-benar LUBER "Banjir/tumpah". Yaaa..., Segala upaya dilakukan, terutama oleh para Calon Pemberani yang mencalonkan diri sebagai Wakil Rakyat "Entah Rakyat yang Mana..?". Yang lucunya banyak juga yang menggunakan Tipu daya yang gak sehat di otak waras. Memang susah kalau kita menilai orang hanya dalam waktu singkat saja, banyak para Caleg yang justru tidak dikenal diwilayah dimana Dia dicalonkan, ato di "Dapil"-nya. Kalau toh Ia sudah dikenal tidak banyak yang bisa memahami bagaimana kelak kalau Dia bisa menjadi ANLEG (Anggota Legislatif), karena selama ini Dia hanya berkutat dengan kelompoknya saja. Inikah yang disebut Dunia Politik di Negeri Kita. Beberapa spanduk/Backdrop yang pernah saya baca di jalan, salah satunya menyebutkan. Pilihlah "SAYA", karena orangnya Amanah, dari mana Dia menilai dirinya sendiri dengan istilah Amanah, kenyataannya di kampung Dia banyak di omongin orang, "Kerja Bakti aja Gak pernah kelihatan Batang Hidungnya". Pilihlah "SAYA" karena Someah (Murah Senyum) ha ha ha , Aku ketawa dalam Hati, Ini politikus awal yang sebenarnya hanya calon menjadi "TIKUS". Ketemu dijalan aja Dia nyimpang. Dan banyak lagi contoh-contoh lainnya yang membikin kita jadi berpikir, mana yang semestinya kita pilih...? Calon yang sebenarnya Tidak ada di daerah pilih ...? (tempat dimana kelak aku akan Mencontreng). Duh Indonesia ... Demokrasikah ini...? Pesimiskah Aku...? Ato lainnya yaa.... Konon Kabarnya PEMILU kali ini menjanjikan Demokrasi yang sejati dengan mengeluarkan Triliun-nan Rupiah yang bisa saja kalau digunakan menyelesaikan Jembatan SURAMADU segera terealisir. Berapa juta bendera Partai, Kaos partai, Spanduk partai, apalagi ....? buanyak sekali pengeluaran kalau tidak boleh disebut sebagai pemborosan. Belum lagi pelanggaran yang tercermin tidak intelektual. wah wah wah Indonesiaku ...., Bersabarlah Korban LAPINDO dan Tempat Lainnya...., Semoga Pahala akan lebih banyak kalian dapatkan kelak. |
Kapan PEMILU di Negeri kita dapat terselanggara secara Demokratis, effisien dan effektif "dihitung dengan segala aspek". Sementara pengangguran makin membuncah.
Ekonomi Rakyat makin Sekarat ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar