Perempuan Malang "Hampa"
by: thipluk's adinegoro
Diriku adalah perempuan yang malang, yah perempuan yang paling malang "Hampa" di tanah negeri ini, karena ketika perempuan lain sedang hangatnya menguntai tali kasih, merenda cinta, dan merangkai kisah, diriku hanya mampu berkutat dengan waktu dan tugas, yang aku tak tahu untuk apa yang aku akan dan telah kukerjakan ...? Dunia telah berbalik dari yang dulu tiada kini telah ada.
Disini ......!,
Di rumah ini rumahku sendiri, Rumah mewah yang dengan mudah dapat kuperoleh hanya dalam hitungan hari, ternyata tak mampu menebus apa yang selama ini menjadi pencarianku, Sebaik apapun yang orang lain dapatkan, tidak lebih dari apa yang aku dapatkan. Inilah yang banyak orang bilang bahwa "Aku adalah Orang Paling beruntung...?". Kalimat ini benar-benar membuatku menjadi Sakit hati, ya Sakit sekali, Seperti ditusuk sembilu panjang kedalam. Bagaimana tidak dibilang sakit, kalau apa yang aku dapatkan itu adalah hasil dari apa yang selama ini aku lakukan dengan segenap apa yang kupunya, tetapi orang lain menyebutnya "Aku adalah Orang Paling beruntung...?". Bagaimana..mungkin ...? orang lain dengan mudah menyebutku seperti itu...? Sudah berulang kali aku coba menjembatani perasaanku ini kepada seorang yang ahli tentang goncangan jiwa, bahkan kepada seseorang yang pantas disebut sebagai panutan hidup. Mereka semua mengatakan aku, dengan hal yang sama.
Puihh .... !
Dunia-ku ini sepertinya tak juga mau berpihak pada batinku...? Dunia ini hanya menyenangkan orang lain, tetapi tidak menyenangkanku..?:. Aku mencoba mencari segala yang bisa kupahami bahwa diriku bukanlah perempuan seperti yang mereka sebutkan padaku. Tetapi semakin kutolak kalimat atau sebutan itu semakin, pula aku tak mampu. Sama seperti bintang yang menari hanya di malam hari.
Hari ini aku kembali mencoba mencari jati diriku pada sesuatu yang kupercaya, bahwa aku adalah Perempuan yang Normal, bukan Perempuan Beruntung yang membuat diriku serasa hanya menjadi Perempuan Malang "Hampa". Tetapi lagi-lagi .. semua yang aku lakukan tidak juga bisa mengurai dan menjelaskannya harapanku. Tugas demi tugas terus menumpuk semakin cepat ...,
Entah sampai kapan ........!
Aku terus mencari jawab...., hingga pada batas tepi waktuku. Langit mulai gelap gemuruh petir menyiutkan langkahku ke kota berikutnya.
next to be con........
Medio Okt' 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar