Cerita I
(Akhir mei 2009)
Perempuan berumur yang rambutnya sebagian mulai memutih melangkah kecil menuju kamarnya, seharian Dia berkutat dengan segala tetek-bengek "bermacam-macam kesibukan" yang Ia lakukan.
Handuk yang melilit melapisi tubuhnya begitu lekat hingga tampak lekukan tubuhnya begitu seksi dan berisi, lebih seksi dari umur yang telah Ia jalaninya selama ini.
Dalam langkahnya, sesekali matanya menyapu tiap sudut kamar, seakan Ia takut masih ada yang tertinggal dan belum terselesaikannya.
Langkahnya makin dekat menuju meja rias yang berhadapan dengan tempat tidur, dimeja inilah, Ia selalu menyempurnakan kecantikannya "yg dikaruniakan Allah Swt" untuk suami tercintanya sebelum bercanda.
Dari bibirnya terdengar suara lirih menyenandungkan lagu kesayangan, sebuah lagu cinta, semasa mudanya.
Kemudian.......Dihempaskan tubuh itu ke pembaringan, nafasnya terhela pelan membuang kepenatan berkali-kali.
Sebagian besar tubuhnya masih terasa basah karena usai mandi, bahkan sedikit kedinginan, karena diluar hujan belum juga reda, rambutnya yang terurai setengah bahu, terus ia keringkan dengan handuk kecil putih bergambar bunga mawar jingga yang mekar indah.
Ditanggalkanya Handuk yang melilit itu "Polos sudah sekarang"
Dengan cermat Ia amati tiap lekuk tubuhnya, ada yang berubah "pikirnya", dan sepertinya memang harus ada yang berubah pada tubuh yang dulu dikaguminya apalagi pada usia-anya sekarang.
Ia menghela nafasnya agak panjang, dan melenguh...
Aaarghhh... seharian sudah Aku harus terbelenggu Gender!. " pikirnya" .
Handuk yang melilit di tubuhnya Ia sisihkan di sandaran kursi rias, dipandanginya mukanya yang masih ayu, keriput di perut mulai makin jelas,
Ia tatap lekat gelengan kepalanya sendiri melalui cermin.
Ah.... kenapa harus aku pikirkan...?
Tak harus kukhawatirkan...?
Semua ini untuk kalian......,
Suamiku.........
Anak-anaku.....
Dan ..................
Matanya kemudian luruh menerawang keluar lewat rongga jendela bermotif duko, dipandangnya rumput halaman yang makin menghijau, aglaonemas kesayangan suami yang makin tertata rapih dan ... semua........., tak bisa diucapkannya.
Ia hanya diam membisu dan menyadari air matanya runtuh,
Akhirnya rasa bersyukur terburai dari bibir mungilnya ..
Alhamdulillah ........
Pandanganya lalu bergeser menatap "Almanak" yang tertempel di dinding dekat jendela itu, Ia tertegun sejenak ...
Hari ini, ya ......tepat hari ini ........,
50 tahun sudah bingkai keluargaku utuh
Terimakasih yaa Rabb .........,
Beberapa saat Ia terbuai kenangan masa lalu ... detik kemudian, diusapnya linangan kecil di sudut mata yang belum terjatuh,
Ia tersadar ...,
Ya Allah ..... Selimut dan bantal ini masih berserakan ....?
Duh ternyata.....
Masih ada yang aku lupa... "bisik hatinya.."
Ternyata...! Gumamnya lirih.
Ia bangkit dari pembaringan
Dirapihkannya tempat peraduan yang berantakan seperti habis terkena tsunami .... Bantal, seprei, dan semua yang tadi terserak ......
Usai sesudahnya Ia merapikan Dirinya agar bisa tampil sempurna sore ini, lalu beranjak ke beranda rumah menunggu yang segera datang .......
Allahu akbar...... Allahu akbar......
Allahu akbar...... Allahu akbar...... terdengar Azan ... "Sayup melesak hati terdalam"
Matahari sudah beringsut....
Siang telah berganti .................................................
------------------------------------------
Created by : Thipluks Adinegoro
Hormatku .... pada kalian para IBU
------------------------------------------
Berjuta terimakasih aku ucapkan, bila Anda membaca dan menghayatinya dengan pikiran jernih dan bijak. Sampai jumpa di cerita berikutnya ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar