Celoteh Pagi
Sebentar lagi lebaran, tinggal menghitung hari sambil melaksanakan puasa, tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kalau kita rasakan sepertinya perputaran matahari dan bulan begitu cepatnya sehingga tak terasa lebaran hampir datang kembali. Ngomong-ngomong bagi kaum muslim rasanya tak mungkin menyia-nyiakan hari lebaran yang jatuh setiap 1 syawal. Lebaran di negeri kita menjadi sarana untuk silaturahmi, dan saling, maaf me maafkan, Saya pernah mencari tahu, kenapa setiap lebaran di negeri kita Mudik selalu menjadi bahan bahasan, baik menyangkut sisi-sisi kemanusiaan, religi, budaya, atau yang lainnya. Padahal di semenanjung Arab tak satupun ada kegiatan Mudik (Istilah di negeri kita), Rasa Penasaran dengan Istilah mudik ini sudah sering aku tanyakan kepada para santri, kyai dan ustad, namun tak ada jawaban kepastian dari istilah dan kegiatan yang rutin terjadi di negeri kita Indonesia tercinta ini. Terakhir aku tanyakan pada temanku (Joko Widodo), se0rang teman yang pernah mondok di Pondok Pesantren Suryalaya (Tasikmalaya), setelah dari pondok ini namanyapun berubah menjadi Abu Bakar. Dari jawabannya tetap juga aku bisa mendapat kepastian, sehingga aku sendiri berkesimpulan, bahwa ini memang Mudiknya orang indonesia, dan hanya di sini, negeri kita tercinta.
Waktu-waktu seperti inilah biasanya sanak saudara kumpul. Bahkan banyak juga non muslim yang menggunakan waktu ini untuk pulang kampung, ada yang hanya sekedar pulang kampung, ada yang pulang dengan tujuan bermaaf-maafan dllnya.
Joko Widodo alias Abu Bakar, dulu kulitnya berwarna kuning langsat (Wajahnya mirip dengan artis idola saat itu Herman Felani), mata sedikit sipit, terkesan tionghoa. Tapi karena kegantengan dan simpatiknya cara Dia bergaul membuat banyak cewek-cewek yang mengejarnya, bahkan Dia sempat mempunyai pacar lima orang dalam kurun waktu yang sama. Kini Dia telah insyaf, dan menjadi Ustad disalah satu daerah di pinggiran Jakarta. Ditempat inilah Dia lebih dikenal dengan Nama Ustad Abu Bakar. Sejak lulus EsEmA (Sekarang disebut SMU), Dia menghilang entah kemana, dan ternyata itulah waktu yang kemudian Dia gunakan untuk melakukan hal-hal kemanusiaan, diawali dengan mondok di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. selesai dari Suryalaya, kemudian merantau menambah ilmunya ke berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah dia pernah terdampar di satu pulau yang dia sendiri tidak paham kalau pulau itu ternyata adalah pulau ligitan, sekarang sudah menjadi tanah Malaysia (menurut ceritanya).
Sudah sekian tahun lamanya, aku baru bertemu dengannya di satu daerah wisata Dieng, ketika Ia sedang berlibur dengan keluarganya 'istri yang berjilbab keturunan tionghoa kota sampit, dan enam anaknya (3 perempuan dan 3 lelaki)'.
Kawasan Wisata Dieng ini bisa dijangkau dari beberapa kabupaten, diantaranya dari kabupaten Banjarnegara, salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Tengah. Dari ibukota propinsi Jawa Tengah "Semarang" kurang lebih Berjarak 150 Km ke arah barat, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat, selama kurang lebih 3 jam, baik dari Semarang maupun Yogyakarta. Konon menurut cerita legenda Kabupaten Banjarnegara ini dirintis oleh salah satu putra daerah yang bernama (Raden Tumenggung Dipayuda), yang kemudian didirikanlah kabupaten ini pada tanggal 22 Agustus 1831. Kabupaten ini memang mempunyai berbagai pesona wisata, salah satunya adalah Dieng dan pesona wisatanya.
Joko Widodo ; Wah aku gak nyangka kalau ternyata Dieng memiliki pesona yang begitu luarbiasa
Terutama telaga warnanya ya, dulu aku pikir Dieng hanya daerah biasa yang mempunyai kelebihan kesejukan udara semata.
Thipluks : Makanya jadi orang itu yang peduli terhadap lingkungan, mengenal lingkungan itu baik Jok, kemaren kamu menginap di sini kan?
Joko Widodo ; Iya
Thipluks : kau lihat sendirikan bagaimana telaga werna (warna) benar-benar berubah warn pada saat pagi, siang, sore atau malam hari?.
Joko : Aku gak sempat memperhatikan itu, Pluks
Thipluks : Sayang sekali kau ini tidak memperhatikan benar kekuasaan Allah SWT
Joko : Emang kenapa ? tanya joko agak heran
Thipluks : Kalau kau perhatikan Telaga ini pada masa-masa tertentu berubah-ubah warnanya,
Joko : Berubah bagaimana .... ?
Thipluks : Kalau masa pagi hari, telaga ini terlihat hijau,
Joko : Kalau siang hari gimana ?
Thipluks : Di masa siang hari terlihat kebiruan
Joko : Kalau masa sore hari ?
Thipluks : Masa sore hari agak tembaga warnanya
Thipluks : Dan ada satu masa lagi yang dapat membuat tempat ini berubah menjadi lain dari warna yang aku sebutkan tadi. Dimana telaga ini akan berubah warna sesuai dengan siapa yang datang dan berapa banyak yang datang. Bisa berwarna Merah, Biru, Oranye, Hijau, bahkan warna lainnya.
Joko : Maksud Loe ? masa apa itu Pluks ?
Thipluks : Masa kampanye ?, he he he .....
Create : September, 06, 2008
by : al_baso@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar