Jumat, 29 Agustus 2008
Menjadi Pemimpin, Impian Banyak Orang !
Menjadi Pemimpin, Impian Banyak Orang !
Oleh : thipluks adinegoro
Ngomongin pemimpin tidak lepas dari bagaimana dia (sebagai pemimpin) mampu memposisikan dirinya terhadap lingkungan, dalam arti pemimpin bukan hanya melihat dirinya untuk kepentingan pribadinya semata, akan tetapi mampu bekerja bersama dengan yang dipimpinnya/bawahan tanpa harus melakukan kekerasan atau pemaksaan. Dengan demikian konteks pemimpin bukan hanya dilihat secara personal dalam meng-aktualisasi-kan dirinya semata, tetapi Ia juga harus mampu mengaktualisasikan bawahannya dengan suasana yang menyejukan. Banyak pemimpin yang berhasil dengan citra kepemimpinannya yang dipenuhi dengan kekerasan atau paksaan, sehingga begitu lengser (tidak memimpin lagi), dia akan menjadi sumber cemohan/hujatan dan berbagai hal buruknya yang kemudian muncul kepermukaan sebagai bahan gunjingan orang secara negatip (Jangan salahkan bekas bawahan, kalau tidak menghormati Anda Kelak setelah Anda tidak memimpin). Memang tidak gampang menjadi pemimpin, ada yang pro dan yang kontra. Secara teori begitu banyak hal yang harus dipelajari jika ingin menjadi pemimpin yang baik dan mendekati sempurna, akan tetapi berapapun materi yang kita punya, tidak bakal mampu membelinya begitu saja. Karena pemimpin yang baik dan mendekati sempurna, terlahir atas dirinya dan lingkungannya.
Tetapi jangan cemas, banyak pemimpin yang berhasil dengan keharuman atas prestasinya, sehingga ketika lengser (tidak memimpin lagi), Namanya akan selalu dikenang dengan berbagai keberhasilannya, yang kemudian muncul kepermukaan Dia akan menjadi contoh, bahkan akan menjadi pahlawan atas prestasi dirinya selama memimpin.
Pertanyaannya kemudian : Seberapa banyak sih pemimpin yang mampu menjadi suri tauladan ?, tentu kita bisa melihat sendiri. Yang lebih penting adalah manjadi pemimpin itu tidak gampang dan juga tidak sulit, karena sebenarnya semua manusia dilahirkan sudah diberi rahmat itu, paling tidak Ia sudah menjadi pemimpin atas dirinya. Dulu kakek dan nenek saya (Kebiasaan Orang Jawa dulu, ditanah Jawa memang tinggi dalam pencitraan adat budaya dan sopan santun, sekarang sudah berkurang seiring pergeseran budaya dan berbagai pengaruh yang datang dari luar) Orang Jawa dulu sering menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan jati diri, termasuk soal kepemimpinan sebelum kita tidur, beliau akan mendongengkan berbagai cerita yang menarik, yang kalau kita pikir itu adalah hal yang harus menjadi suri tauladan. Salah satu yang masih saya ingat adalah tentang Jiwa kepemimpinan yang baik. Kata kakek dan nenek “Kalau kamu akan menjadi pemimpin, paling tidak kamu harus bisa memegang teguh prinsip ini, karena hati dan jiwa kamu kelak akan legowo (ikhlas), Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani“. Yang artinya kira-kira begini: 1). Ing ngarso sung tulodo, artinya; Seorang pemimpin kalau berada di depan, Ia harus memberi contoh kepada bawahannya. Jadi bukan OmDo alias Omong Doang, 2). Ing madya mangun karsa, artinya; Seorang pemimpin kalau berada di tengah, Ia memberi semangat yang menenangkan dalam membangun kehendak dalam mencapai tujuan kepada bawahannya, sehingga bawahan merasa tenang, jadi bukan takut kalau bawahan berada di samping kelak akan meruntuhkan apa yang ingin dicapai/dibangun. 3). Tut wuri handayani, artinya; Seseorang pemimpin yang berada di belakang seharusnya (baik ketika Ia masih memimpin maupun tidak memimpin) mampu berfikir dan bertindak secara benar dalam arti Ia akan memberi dorongan/motivasi kepada bawahan.
Ing ngarsa sung tulodo = Di depan memberi contoh
Ing madya mangun karsa = Di tengah membangun kehendak
Tut wuri handayani = Di belakang memberi motivasi/semangat
Dalam bahasa puitisnya (Duileeee... puitis nih ye.....)
“Jangan kamu berjalan didepanku aku takut langkahmu terburu-buru sehingga kamu meninggalkanku, berjalanlah disampingku karena kita bisa saling mawas diri, jangan berjalan dibelakangku karena aku tidak bisa memperhatikanmu”.
He he he he he ...................................
Tetapi sering kali kita lihat sifat pemimpin kurang mencerminkan hal itu.
Thipluks adinegoro
Akhir Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
albaso.blogspot.com
Sedikit berbagi dan bercekerama, tidak ada maksud mendiskreditkan siapapun. Dengan tulus saya mohon maaf, jika ada kalimat yang dapat menyinggung pembaca.
Hormat saya
albaso
Hormat saya
albaso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar