Jumat, 22 Agustus 2008

Pesta Demokrasi

Pesta Demokrasi

Tinggal menghitung hari (kurang lebih 230 hari lagi) pesta demokrasi yang kita sebut “PEMILU”, segera digelar, perwujudan dari pesta demokrasi ini memang menjadi hajatnya Rakyat Tanah Negeri Indonesia ini , Seluruh Lapisan masyarakat, terutama yang merasa berpartai atau yang merasa punya partai. Bulan April 2009 merupakan moment yang sudah disepakati penyelenggaraannya berdasar keputusan KPU No. 9 tahun 2008. Namun hitung punya hitung ternyata KPU berpaling tanggal sehingga jadwal itupun diundur menjadi tanggal 9 April 2009, alasannya kesiapan bagi semua yang terkait. Masih ada kemungkinan berubahkah jadwal itu?. Kita semua pasti berharap tidak ada perubahan tanggal pelaksanaan, penundaan justru akan berimplikasi makin membengkaknya dana dan meningkatnya perasaan resah. Bila toh harus terjadi juga, rasanya beban rakyat tak tertanggungkan, karena semua partai jelas tidak akan mau menanggung resiko biaya yang berlebih? termasuk apapun bentuk pengeluaran biaya itu nanti, apalagi tanpa meminta kepada rakyat?. Jawabannya pasti “penyelenggara pemilu adalah negara dalam hal pemerintah”. Kata teman saya “Rakyat sudah hampir sekarat mempertahankan makan untuk hidup, belum sampai pada titik awal hidup untuk makan”, karena tidak sedikit pembengkakkan angka kemiskinan akibat ekonomi kita yang terengah-engah, belum lagi pengangguran di hampir pelosok negeri dan sector ini terus berlipat tambahnya, sementara sector riil yang menghidupinya terseok-seok oleh barbagai kendala kebijakan dan pengaruh harga-harga diluar kendali pemegang kebijakan negeri ini. Perekonomian nasional memang lagi demam tinggi sehingga terasa benar oleh rakyat, berhemat adalah salah satu cara barangkali, tapi bisa jadi berimplikasi pada penurunan kualitas Gizi masyarakat. Duhai betapa peliknya negeri kita kalau dikupas. Pemerintah memang tetap optimis dapat mencapai kemajuan yang lebih berarti, semoga saja konteksnya adalah lebih berarti bagi rakyat dan negeri ini, bukan bagi segelintir orang saja.
Tahun depan PEMILU bisa saja berlangsung lebih Riuh, lebih menegangkan dan lebih ……., dibanding PEMILU lalu. Mengingat banyak partai baru yang lahir, yang keberadaannya masih perlu diuji, apakah kelahirannya untuk masyarakat atau golongan tertentu saja. Koq bisa gitu? ya bisa lah .........
Senjata paling ampuh adalah Rakyat harus lebih jeli dan teliti, karena partai kontestan PEMILU lebih banyak dibanding periode lalu. Pemilu 2004 lalu pesertanya 24 partai, Pemilu 2009 menjadi 34 partai. Belum ditambah dengan partai lokal di propinsi tertentu. Wah…, bakal ramai banget nih.
Belum pestapun berbagai konflik telah terjadi, padahal peluit tanda dimulainya pesta belum dilakukan. Hari-hari kedepan kita bakal disuguhi dengan tontonan yang bisa saja menarik, atau bisa jadi tidak menarik, bukan saja karena kualitas partai pesertanya saja, tapi bisa jadi karena kelucuan dari partai itu sendiri, Jadilah partai yang berpihak pada rakyat, begitu kira-kira “founding father” negeri ini berpesan, namun itu perlu dibuktikan. Kontestan Pemilu 2009 memang begitu banyak. Kenapa tidak melakukan merger saja supaya lebih mudah ngurusinnya? Wah …. mana mau, mereka bikin juga tidak mudah dan tidak sedikit cara dll…. Tidak mungkin begitu saja melimpahkannya.
Dulu ngurus tiga partai saja tidak mudah, sekarang ? Barangkali begitulah yang namanya pesta demokrasi. Semakin banyak peserta, suasana dapat dipastikan semakin meriah. Tentu kalau peserta makin banyak, biaya juga makin bertambah?
Soal biaya pemilu, sampai detik ini masih terjadi kesimpangsiuran. Pada Pemilu 2004 biaya yang telah dihabiskan sekira Rp 3,8 triliun ditambah Rp 600 miliar dari daerah. Selidik punya selidik ternyata penyelenggaraan pemilu tahun 2004 menelan biaya sebanyak Rp 55 triliun, Banyak amat ya selisihnya?
Sedangkan anggaran pemilu tahun 2009 nanti berapa ya ...? Nah.., Konon kebutuhannya adalah :
"Kebutuhan Pemilu 2009, dua minggu sebelum pelantikan anggota KPU periode 2007-2012 KPU mengajukan anggaran kepada Komisi II DPR-RI sebesar Rp. 22.394.390.075.000,- untuk dua tahun anggaran, dengan rincian tahun anggaran 2008 sebesar Rp.8.284.306.314.000,- dan tahun anggaran 2009 sebesar Rp. 14.119.083.760.000,-. Munculnya angka sebesar Rp. 47.9 triliun merupakan perkiraan dari asumsi anggaran yang dibiayai APBN sebesar Rp. 22,3 triyun dan perkiraan anggaran yang akan dikeluarkan Daerah melalui APBD seluruhnya sebesar Rp. 25,6 triliun, sehingga jumlahnya adalah sebesar Rp. 47,9 triliun. Perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dari APBD tersebut, selama ini tidak terexpose. Mengacu pada pengalaman pendanaan Pemilu 2004 yang memberi peluang penggunaan biaya APBD untuk mendukung pelaksanaan Pemilu.
Keadaan tersebut tidak bisa diterapkan lagi dalam menghadapai Pemilu 2009. Sebab menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, pendanaan Pemilu 2009 sepenuhnya bersumber dari APBN. Karena kondisi inilah maka terkesan anggaran Pemilu 2009 jauh lebih tinggi dari Pemilu 2004.

Selain itu meningkatnya anggaran Pemilu 2009 juga karena beberapa sebab;
Pertama, diperkirakan jumlah badan penyelenggara naik sebesar 10% dibandingkan Pemilu 2004.
Kedua, honor penyelenggara Pemilu bertambah dengan adanya petugas pemutakhiran data pemilih, sedangkan pada Pemilu 2004 petugas kategori ini tidak ada.
Ketiga, biaya sosialisasi bertambah sebab dilakukan sampai tingkat PPS (Panitia Pemungutan Suara).
Keempat, adanya kebutuhan biaya untuk keperluan pengumuman perolehan jumlah kursi DPR di media massa.

Meskipun demikian, anggaran Pemilu 2009 dapat dihemat dan diefisienkan secara signifikan apabila; pertama, ukuran surat suara diperkecil,
kedua, kartu pemilih dan tinta dihilangkan,
ketiga, jumlah pemilih per-TPS diperbesar, misalnya menjadi 600 orang per-TPS,
keempat, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin sisa logistik Pemilu 2004,
kelima, memperoleh bantuan dan fasilitas dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Namun demikian, bukan tidak mungkin biaya itu membengkak sebagai akibat dari konflik yang bisa saja terjadi setelah hari pencoblosan. Karena belum berlangsung juga sudah berapa banyak kantor-kantor partai yang dihancurkan oleh kader-kadernya sendiri, atau oleh sebab lain, dengan alasan yang beragam pula, kejadian yang satu ini memang memerlukan kesadaran semua agar dapat menjaga asset, perlu dipertegas oleh pemimpin/penggerak kader partai agar tidak terjadi saling menghancurkan, kalau hancur siapa yang rugi ?.
Semoga efisiensi biaya Pemilu 2009, bisa di lakukan oleh semua pihak.

Betapa banyaknya biaya penyelenggaraan pemilu di negeri kita ini, Semoga pesta Pemilu berhasil dengan kualitas yang lebih baik. Bukan menambah kesengsaraan masyarakat kecil makin lama.

Kalau saya sebagai orang awam, yang juga pengangguran, mending uang sebanyak itu buat bikin lahan pertanian yang bagus dan dapat menghasilkan produk yang kulaitas dan produktivitasnya tinggi

Semoga semua lancar !!!
Disarikan Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

albaso.blogspot.com

Sedikit berbagi dan bercekerama, tidak ada maksud mendiskreditkan siapapun. Dengan tulus saya mohon maaf, jika ada kalimat yang dapat menyinggung pembaca.

Hormat saya
albaso

INDONESIA JAYA

INDONESIA JAYA
Indonesian Flag